Berita Fundamental Harian

Bursa Asia Mix, Indeks Shanghai Pimpin Penguatan

Bursa saham Asia diperdagangkan mix pada hari Jumat menyusul pelemahan tipis pada Wall Street di hari Kamis turut menekan sentimen pasar, namun indeks saham gabungan Shanghai China melanjutkan rally untuk mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun. Bursa Shanghai ditutup naik 2.2% untuk mencetak level tertinggi baru sejak Maret 2008 seiring optimisme adanya stimulus tambahan terus menopang selera resiko investor. Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong memangkas gain pada awal sesi untuk diperdagangkan flat pada sesi tengah hari. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 1.2% menuju level rendah dalam lebih dari sepekan seiring investor mengambil langkah
wait and see menjelang laporan earnings perusahaan besar di Jepang pekan depan. Setelah diperdagangkan flat pada sesi pagi hari, indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik tipis dan berhasil meraih rally hari ke-6.

 

Bursa Saham Eropa Melorot di Tengah Gejolak di China, Ketakutan Yunani

Bursa saham Eropa ditutup turun tajam pada hari Jumat, terseret kejatuhan bursa saham berjangka di China, di tengah meningkatnya kecemasan atas negosiasi hutang Yunani. Perusahaan pertambangan sensitif terhadap pergerakan yang terjadi China, yang merupakan pembeli utama logam dan komoditas lainnya. Indeks FTSE 100 terdorong 1% lebih rendah menjadi 6,990.26, dengan saham penambang raksasa Rio Tinto PLC dan BHP Billiton PLC turun 1.4% dan turun 1.6% untuk masing-masing. Indeks CAC 40 Perancis turun 1.6% menjadi 5,143.26 pada hari Jumat, ditutup untuk turun 1.9% pada tingkat mingguan. Sementara itu indeks DAX Jerman pada hari Jumat juga terdorong turun 2.6% menjadi 11,688.70. Sebelum ada berita tentang bursa saham China, DAX sudah bergerak turun untuk mengalami penurunan minggua pertama dalam empat pekan

 

Kekhawatiran Atas Yunani & China Memicu Aksi Jual di Wall St

Saham-saham AS merosot tajam pada hari Jumat, memaksa S&P500 mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak 25 Maret, seiring sentimen investor terpukul oleh kekhawatiran tentang regulasi di China, negosiasi hutang Yunani dan earnings mengecewakan. Aksi jual terpicu menyusul munculnya pemberitaan tentang rencana pemerintah
China memperlonggar aturan short-selling dan membatasi over-the-counter margin perdagangan. Sementara Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis dijadwalkan untuk bertemu dengan IMF pada hari Jumat, di tengah meningkatnya keprihatinan atas krisis pendanaan di Yunani. Di sisi earnings, American Express melaporkan laba yang melampaui estimasi setelah bel penutupan perdagangan hari Kamis. Namun pendapatan mereka tergerus oleh penguatan Dollar AS dan berakhirnya beberapa kesepakatan co-branding. General
Electric juga melaporkan pendapatan di bawah perkiraan, sebagian diakibatkan oleh dampak negatif dari pergerakan mata uang. Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,54%, dipimpin oleh saham American Express. S&P500 juga ditutup 1,13% lebih rendah, dan Nasdaq Composite kehilangan 1,52%.

 

Minyak Berjangka Cetak Kenaikan Mingguan Hampir 8%

Minyak berjangka AS berakhir dengan kerugian pada hari Jumat di tengah penurunan bursa saham AS dan masih berlangsungnya kecemasan atas hutang Yunani yang memicu kekhawatiran tentang permintaan energi. Bagaimanapun, harga minyak masih mencatat kenaikan mingguan 8%. Cadangan minyak mentah AS telah terus bertambah, dengan data pemerintah terbaru menunjukkan kenaikan untuk minggu ke 14 beruntun, namun banyak pelaku pasar masih optimis bahwa penurunan jumlah aktivitas rig pengeboran AS akan segera memicu penurunan tajam output minyak di AS. Minyak kontrak bulan Mei berakhir di $55.74 per barel, turun 97 sen, atau 1.7% di New York Mercantile Exchange. Untuk pekan ini, harga naik sekitar 7.9% setelah pada hari Kamis mencapai level tertinggi tahun ini.

 

Emas Menguat, Ditopang Oleh Kecemasan Hutang Yunani

Harga emas berjangka naik padapermintaan untuk aset haven seiring Yunani masih terkunci dalam negosiasi untuk mengamankan pendanaan dan hindari default Obligasi pemerintah Yunani berada di level terburuk mereka sejak setelah kemenangan partai Syriza di bulan Januari. Negara tersebut saat ini menghadapi pembayaran yang hampir 1 miliar euro
($1.1 miliar) pada bulan depan. Sebelumnya, emas naik sebanyak 0.8% ke level $1,207.80. Emas berjangka untuk pengiriman bulan Juni naik 0.4% untuk berakhir di $1,203.10 di Comex di New York.

 

Euro Anjlok Dibebani Kecemasan Yunani

Nilai tukar Euro anjlok tajam lebih dari setengah persen terhadap Dollar di awal perdagangan pekan hari Senin, didominasi respon market pada stimulus ekonomi terbaru China serta kekhawatiran situasi Yunani. Rapat IMF selama akhir pekan juga gagal membantu ketakutan keluarnya Yunani dari zona Euro, sehingga Dollar bergerak menuju paritas terhadap Euro hingga kwartal ketiga. Bunga pinjaman obligasi Jerman pada tenor 10-tahun melanjutkan penurunan ke level nol di hari Senin, seiring kekhawatiran keluarnya Yunani dari zona Euro meningkatkan permintaan asset safe haven, di saat bersamaan program pembelian obligasi ECB menyeret yield.

 

Aussie Dollar Merosot Tajam Pasca Komentar RBA Steven

Mata uang komoditas seperti Aussie Dollar sempat rebound pada pembukaan sesi Asia kemarin, ditunjang laporan pemangkasan giro wajib minimum PboC sbesar 1%. Keputusan bank sentral China untuk memberikan stimulus terbaru dengan melonggarkan giro wajib minimum nya turut membantu mata uang Aussie melejit ke level tertinggi dalam sebulan terakhir. Mata uang komoditas menjadi tema yang menarik di pasar mata uang, karena mata uang tersebut dapat diuntungkan jika laju pertumbuhan China menunjukkan perbaikan di saat bersamaan The Fed menunda kenaikan suku bunga nya paling tidak hingga Desember. Namun reli hanya bersifat sementara akibat komentar Gubernur RBA Stevens yang membuka peluang pemangkasan suku bunga kembali. Selain itu RBA Stevens juga memberikan sinyal peluang depresiasi pairing AUDUSD masih terbuka lebar.

 

Dollar Menguat Versus Yen Untuk Pertama Kalinya Dalam 7 Hari

Dollar menguat terhadap yen pada hari Senin, dan untuk pertama kalinya dalam tujuh hari terakhir setelah data pada hari Jumat menunjukkan inflasi naik dua bulan beruntun di bulan Maret. Inflasi naik 0,2% dari bulan Februari yang juga mencatat kenaikan yang sama. Sementara data terpisah dari University of Michigan menunjukkan etimasi awal sentimen
konsumen AS di bulan April sebesar 95,9 naik dari bulan Maret sebesar 93,0, dan di atas estimasi analis sebesar 93,8.

 

Indeks Harga Produsen Jerman Naik Tipis di Bulan Maret

Indeks harga produsen Jerman naik tipis di bulan Maret dari bulan Februari, namun dibandingkan dengan tahun sebelumnya masih menunjukkan penurunan sebagian besar akibat turun tajamnya harga minyak sejak pertengahan tahun lalu. Destatis melaporkan indeks harga produsen naik 0,1% di bulan Maret dari bulan Februari yang juga naik 0,1%,
sebagian besar didorong kenaikan harga bahan bakar sebesar 4,4%. Meski demikian, kenaikan di bulan Maret masih lebih rendah dari ekspektasi ekonom yang disurvei MarketWatch sebesar 0,2%. Dibandingkan dengan bulan Maret 2014, indeks merosot 1,7%, namun masih lebih baik dari penurunan di bulan Februari sebesar 2,1%. Jika tidak memperhitungkan harga bahan bakar, indeks naik 0,1% dari bulan Februari, dan turun 0,5% dari Maret 2014

 

Pasar Asia Abaikan Langkah Stimulus China

Volatilitas merasuki bursa saham China pada awal sesi hari Senin setelah bank sentral China memangkas Reserve Requirement Ratio (RRR) untuk semua bank sebanyak 100 basis poin pada akhir pekan. Langkah untuk memicu tingkat pinjaman bank tersebut juga bermaksud "meredakan" penurunan tajam akibat aksi jual pada bursa saham berjangka dan saham global pada hari Jumat lalu, saat pemerintah mengumumkan penindakan keras pada margin trading over-the-counter dan akan memperbolehkan manajer dana meminjamkan saham pada para short sellers. Setelah diperdagangkan berfluktuatif, Indeks Shanghai China memangkas gain untuk diperdagangkan dekat level flat. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melebarkan penurunan menjadi 1.5% pada sesi tengah hari. Indeks Nikkei 225 Jepang kembali anjlok ke area negatif setelah pelemahan bursa saham global pada hari Jumat lalu meredam dampak kebijakan stimulus China. Di Kore Selatan, indeks KOSPI ditutup flat pasca berhasil merangkak kembali ke area positif pada pertengahan sesi, meraih rally selama 7-sesi berturut-turut.

 

Kejutan China Mendongkrak Performa Bursa Eropa

Bursa saham Eropa ditutup lebih tinggi pada hari Senin menyusul langkah mengejutkan bank sentral China pada hari Minggu yang menurunkan Reserve Requirement Ratio (RRR) untuk semua bank sebesar 100 basis poin. Saham-saham pertambangan, yang memiliki eksposur besar ke China, memperlihatkan kinerja cemerlang. Gain pada saham Anglo American, Rio Tinto dan Glencore membantu FTSE100 Inggris mengakhiri perdagangan sekitar 0,8% lebih tinggi. DAX Jerman mencatat rally terkuat dengan ditutup naik 1,75%. Sedangkan CAC Perancis terapresiasi lebih dari 0,8%. Bagaimanapun, fokus pasar Eropa masih belum dapat beralih dari masalah Yunani. Presiden European Central Bank Mario Draghi pada hari Sabtu lalu mengatakan Athena, yang kehabisan uang, terancam default pada hutang, dan berpotensi meninggalkan blok Euro, harus berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.

 

Wall St. Melambung, di Dukung Oleh Saham Teknologi

Bursa saham AS bangkit dari tekanan aksi jual hari Jumat pekan lalu, seiring rally saham-saham teknologi seperti Apple Inc. dan Microsoft Corp. sebelum melaporkan earnings kuartalan mereka. Saham-saham perusahaan komputer dan internet di S&P500 melonjak 1.8%, dipimpin oleh penguatan saham Facebook Inc., Microsoft Corp. dan Cisco Systems Inc. Sektor teknologi, yang mencatat kinerja terburuk selama aksi jual hari Jumat, tengah menjadi fokus investor di tengah musim laporan pendapatan yang mungkin akan memperlihatkan penurunan kuartalan pertama sejak 2009 di S&P500 Indeks S&P 500 ditutup 0.9% kebih tinggi, dipimpin sektor teknologi. Dow Jones Industrial Average menguat 1.2%, sementara Nasdaq Composite meraup gain 1.3%

 

Ditopang Stimulus China, Minyak Ditutup di Atas $57/Barrel

Harga minyak mentah mengakhiri perdagangan hari Senin lebih tinggi, setelah China mengambil langkah untuk mendorong perekonomian. Berposisi sebagai konsumen minyak terbesar ke-2 di dunia, laju pertumbuhan ekonomi China jelas memiliki dampak langsung terhadap permintaan energi. Sentimen turut didukung oleh data yang menunjukkan
perimbangan parsial dalam stok di titik pengiriman minyak mentah AS, membantu menstabilkan pasar yang sebelumnya terbebani oleh data output Arab Saudi yang mendekati rekor tertinggi. Perusahaan jasa minyak Genscape melaporkan pengurangan lebih dari 900.000 barrel di titik pengiriman Cushing, Oklahoma antara Selasa dan Jumat pekan lalu. Sedangkan ketegangan di Timur Tengah dan penurunan jumlah rig pengeboran minyak di AS pada pekan lalu juga menyediakan support bagi harga 'emas hitam', menurut sejumlah trader

 

Pemulihan Risk Sentiment Menggerus Daya Tarik Emas

Emas ditutup melemah pada awal pekan pasca beberapa earnings positif dan langkah-langkah stimulus ekonomi China mendongkrak sentimen resiko di pasar saham, mendorong investor menjauhi logam mulia. Saham AS rally menyusul keputusan bank sentral China akhir pekan lalu yang memangkas Reserve Requirement Ratio, membebaskan sekitar $200 milyar untuk pinjaman. Penguatan Dollar AS terhadap major currencies juga berkontribusi menekan harga emas. Sementara ketidakpastian tentang situasi di Yunani bisa meningkatkan beberapa permintaan ritel di Eropa, kenaikan permintaan fisik secara signifikan belum terlihat di Asia yang menjadi pasar terbesar emas. Di India, konsumen diberitakan menahan pembelian menjelang Akshay Tritiya, festival pembelian emas terbesar pada hari Selasa

 

Euro Fokus Pada Pembahasan Utang Yunani

Euro memangkas pelemahan terhadap dollar pada hari Selasa, namun sentimen masih terbebani meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan default Yunani yang berujung pada keluarnya Yunani dari zona euro. Perkembangan masalah Yunani kembali muncul setelah pada pekan lalu euro berhasil menguat 1,9% terhadap dollar akibat menurunnya proyeksi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve di bulan Juni. Sementara itu data sentimen ekonomi Jerman dari ZEW secara mengejutkan turun di bulan April menjadi 53,3, dan menjadi penurunan pertama sejak bulan Oktober

 

Loonie Terseret Data Ekonomi Kanada

Dollar Kanada, Loonie, melemah terhadap dollar AS, terseret buruknya data penjualan grosir Kanada. Statistic Canada melaporkan penjualan grosir turun 0,4% di bulan Februari, mematahkan ekspektasi kenaikan 0,2% oleh para ekonom. Sementara untuk penjualan grosir di bulan Januari direvisi menjadi -2,9% dari rilis sebelumnya -3,1%. Loonie pada pekan lalu berhasil menguat tajam terhadap dollar setelah Bank of Canada mempertahankan tingkat suku bunga dan menyatakan tekanan dari anjloknya harga minyak mentah mulai berkurang. Bank sentral tersebut juga menaikkan proyeksi inflasi 2% akan tercapai pada kuartal pertama tahun 2016, dari proyeksi sebelumnya pada kuartal ke-empat 2016.

 

Aussie Terbebani RBA Minutes dan Pernyataan Stevens

Dollar Australia, aussie, bergerak fluktuatif pada hari Selasa setelah rilis minutes rapat kebijakan moneter Reserve Bank of Australia memberikan sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga kedepannya. Dalam minutes tersebut, para anggota dewan setuju pemangkasan suku bunga kedepannya mungkin tepat, dan juga akan terus memantau data-data untuk
mengambil langkah pemangkasan dalam beberapa rapat kebijkan berikutnya. Sementara itu sehari sebelumnya. Gubernur RBA Glenn Stevens, dalam pidatonya di New York menegaskan kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut dan mengatakan nilai tukar aussie kemungkinan akan turun lebih lanjut

 

Sentimen Ekonomi Jerman Turun di Bulan April

Tingkat kepercayaan investor Jerman secara mengejutkan turun untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, menjadi sinyal berlarutnya masalah utang Yunani dapat membebani perekonomian terbesar di Eropa tersebut. ZEW Center for European Economic Research melaporkan angka indeks dari ekspektasi investor dan analis terhadap ekonomi Jerman dalam enam bulan kedepan turun menjadi 53,5 di bulan April dari 54,8 di bulan Maret. Sebelumnya, 33 ekonom yang disurvei Bloomberg News menghasilkan estimasi kenaikan menjadi 55,3.

 

Indeks Hong Kong Pimpin Penguatan Bursa Asia

Bursa saham Asia menguat pada hari Selasa, didorong sentimen positif bursa AS dan Eropa sesi sebelumnya yang dipicu oleh langkah stimulus China akhir pekan lalu. Indeks gabungan Shanghai China rebound 1.8% setelah anjlok 1.6% pada sesi sebelumnya. Indeks saham Hong Kong bangkit dari penurunan terbesar dalam 4 bulan, untuk ditutup menguat 2.8%. Bursa saham Jepang ditutup naik 1.4% seiring pelemahan yen dan optimisme hasil earnings korporat menopang sektor otomotif dan manufaktur elektronik. Indeks Kospi Korea Selatan terkoreksi dari level tinggi 3-1/2 tahun baru yang dicapai pada awal sesi untuk ditutup turun sebanyak 0.38%, mengakhiri rally selama 7 hari.

 

Earnings Menopang Sentimen Pasar Eropa

Saham Eropa ditutup menguat pada hari Selasa seiring investor bereaksi terhadap sejumlah earnings perusahaan dan berita terbaru tentang Yunani. Saham ARM Holdings, yang memasok chip untuk perusahaan teknologi seperti Apple, melonjak lebih dari 6% setelah membukukan laba kuartal pertama yang mencerminkan kenaikan pendapatan dari royalti. Saham Credit Suisse tergelincir sekitar 2% meskipun melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 23%, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang modal. DAX Jerman ditutup 0,4% lebih tinggi, mengabaikan data sentimen investor Jerman bulan April yang mencatat penurunan pertama sejak bulan Oktober. FTSE100 London ditutup naik 0,15%, sementara CAC40 Perancis terapresiasi 0,1%. Di Yunani, bursa saham anjlok lebih dari 3% seiring merebaknya kekhawatiran bahwa negara akan terkena default hutang dan meninggalkan blok Euro.